BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu hal yang sangat penting dan
istimewa bagi seorang wanita dan merupakan masa yang paling membahagiakan
tetapi masa kehamilan merupakan masa yang rawan, karena pada masa ini banyak
sekali perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan ini meliputi perubahan fisik
dan perubahan psikologis yang berlangsung secara fisiologis maupun
patologis.
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh
dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun,
sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan
komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih
dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi
di Asia dan Afrika subsahara, 10% di negara berkembang lainnya, dan kurang dari
1% di negara-negara maju. Di beberapa negara kematian ibu lebih tinggi dari 1
dalam 10 kehamilan, sedangkan di Negara maju resiko ini kurang dari 1 dalam
6.0002.
(Prawirohardjo,
2009:53)
Di Rumkit BAN Malang melayani pemeriksaan kehamilan (ANC), yang sebagian besar adalah kehamilan
normal. Namun ada beberapa kasus yang tergolong patologis. Untuk mengamati lebih lanjut
tentang asuhan ibu masa kehamilan patologis ini, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ny.”D” G1II P1001 Ab100 Usia Kehamilan 30-32
Minggu dengan Kehamilan Letak
Sungsang.
1.2. Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Setelah melakukan
asuhan kebidanan pada pasien dengan kehamilan normal diharapkan mahasiswa mampu
dan mengerti tentang Asuhan Kebidanan pada Ny.”R” GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mahasiswa
dapat melakukan pengkajian data secara komprehensif pada pasien.
b.
Mahasiswa
dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada ibu hamil.
c.
Mahasiswa
dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi.
d.
Mahasiswa
dapat menetukan kebutuhan segera untuk mencegah hal-hal yang dapat mengancam
keselamatan jiwa ibu dan janin.
e.
Mahasiswa
dapat menentukan rencana tindakan yang akan diberikan.
f.
Mahasiswa
dapat melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.
g.
Mahasiswa
dapat menilai kembali atau mengevaluasi
dari tindakan yang telah diberikan
1.2 Metode Penulisan
1. Observasi : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan
melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.
2.Wawancara : Makalah asuhan kebidanan
ini dibuat dengan menanyakan langsung kepada klien maupun keluarga
3. Pemeriksaan : Melakukan tindakan pemeriksaan
langsung kepada klien.
4. Studi Pustaka : Makalah
asuhan kebidanan ini dibuat dengan melihat teori-teori yang mengacu pada kasus
yang relevan.
5. Dokumentasi : makalah asuhan
dicatat dalam lembar
dokumentasi
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan Penulisan
1.3
Metode Penulisan
1.4
Sistematika Penulisan
BAB
II TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Kehamilan
2.2
Manajemen
Kebidanan
BAB
III TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
3.2
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
3.4
Identifikasi Kebutuhan
Segera
3.5
Intervensi
3.6
Implementasi
3.7
Evaluasi
BAB
IV PEMBAHASAN
Berisi tentang kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. KONSEP KEHAMILAN
2.1.1 Definisi
Pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa (konsepsi) yang diikuti
dengan perubahan fisiologis dan patologis.
(Mitayani,
2009:3)
2.1.2
Mata rantai kehamilan
a. Ovulasi
Proses pelepasan ovum yang
dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks, ovum yang diberikan biasanya
masuk ke tuba. Bila ovum gagal bertemu sperma dalam 48 jam, ovum akan mati dan
hancur.
b. Spermatozoa
Spermatozoa yang masuk kedalam alat
genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari. Dan bila terjadi ovulasi maka
akan terjadi konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa, sehingga terbentuk zigot.
d. Nidasi
Setelah pembuahan beberapa jam zigot
membelah melalui konsepsi menuju uterus (proses stadia morula). Didalam morula
terdapat ruang yang berisi cairan disebut blastula. Blastula siap mengadakan
nidasi di desidua. Tertanamnya blastula di endometrium mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda hartman.
(Hidayati,
2009:9)
2.1.3
Fisiologi kehamilan
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan
antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Waktu ovulasi sel telur
masih diselimuti oleh corona radiata tetapi spermatozoa dapat menembus dinding
sel telur karena mempunyai enzim hyalurodinase yang dapat mencairkan corona
radiata tersebut. Setelah persenyawaan antara sel telur dan sel mani yang
biasanya terjadi dalam ampula tuba maka sel telur disebut zygote. Zygote adalah
ovum yang telah dibuahi.
2.1.4
Perubahan anatomi pada ibu hamil trimester III
a. Uterus
Itmus lebih nyata menjadi bagian
korpus uteri dan berkembang menjadi Segmen Bawah Rahim (SBR). Pada kehamilan
tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih besar dan
tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen
bawah rahim yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai reaksi lingkaran
fisiologis dinding uterus.
o
28 minggu
Fundus uteri kira-kira terletak tiga
jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25
cm)
o
32 minggu
Fundus uteri terletak kira-kira
antara sepertiga jarak pusat dengan prosesus xyfoideus (27 cm)
o
36 minggu
Fundus uteri kira-kira satu jari
dibawah prosesus xyfoideus.
o
40 minggu
Fundus uteri kira-kira terletak tiga jari
dibawah prosesus xyfoideus.
Setelah minggu ke 28 kontraksi semakin jelas, terutama pada wanita yang
langsing. Umumnya akan menghilang jika melakukan aktivitas fisik atau berjalan.
b.
Serviks
Uteri
Serviks Uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks
lebih mengandung jaringan ikat, hanya 10 % jaringan otot. Jaringan ikat pada
serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
c.
Vagina
dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina da vulva tampak lebih merah agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut Tanda Chadwick. Warna porsio pun
tampak livide.
d.
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta. Pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta
terbentuk. Seperti telah dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
e.
Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen
dan progesteron. Akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan
hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pula
dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk
laktasi.
f.
Sirkulasi
Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar
pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Seperti telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan
cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi
tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai
penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
g.
Sistem
Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu
ke atas oleh karena usus. Usus tertekan oleh uterus yang terus membesar ke arah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas
lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi , yang sesudah
partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.
h.
Traktus
Digestivus
Pada-pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin
ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus
digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik resorpsi,
akan tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
i.
Traktus
Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada
akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan
kembali.
j.
Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon
yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat
deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di areola
mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea.
Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah
agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut stiae livide. Setelah partus, striae
livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albicans.
k.
Metabolisme
Dengan terjadinya perubahan peningakatan pola makan (terhitung ± 200-300
kkal/hari). Membuat sistem gastrointestinal berubah selama masa kehamilan disertai
juga perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan
terjadi karena human placental lactogen
(HPL) ini, menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk
perkembangan otak fetus, juga melindungi ibu dari defisiensi nutrisi.
(Pantikawati,
2010:110)
2.1.5
Ketidaknyamanan trimester III
a. Nyeri
Punggung
Nyeri ditemukan pada kehamilan lanjut
dan dirasakan pada persendian sakroiliaka. Ini disebabkan oleh relaksasi
ligament dan otot-otot penunjang persendian, mungkin juga disebabkan oleh
progesterone dan relaksin. Biasanya keadaan ini lebih berat pada malam hari dan
mengganggu tidur.
b. Konstipasi
Motilitas otot yang menurun pada
kehamilan lanjut diperberat oleh tekanan uterus yang membesar, menyebabkan
konstipasi yang umum terjadi dalam kehamilan. Terapinya adalah meningkatkan
diet berserat (misalnya agar-agar, mangga, papaya, dll) dan berusaha defekasi
setelah makan. Jika konstipasi menyebabkan rasa tidak nyaman, dapat diberikan
pencahar.
c. Nyeri
uluh hati
Relaksasi sfingter esofagus bawah
memungkinkan regurgitasi isi lambung sehingga menyebabkan iritasi esofagus
bagian bawah. Pengobatannya makan sering porsi kecil, menjauhi makanan yang
banyak bumbu dan merokok serta penggunaan antasida dapat menyebabkan
menghilangnya rasa sakit, penyangga kepala atau posisi kepala lebih tinggi
daripada kaki.
d. Hemoroid
dan varises
Umumnya bertambah banyak ketika
kehamilan semakin tua. Hemoroid menjadi lebih besar atau baru Nampak petama
kali sewaktu melahirkan. Kelainan ini dapat menetap beberapa bulan setelah
melahirkan dan menyebabkan rasa nyeri. Terapinya adalah tidur dengan kaki
disangga bantal, jika varisesnya nyeri dapat digunakan stoking elastis.
Pengobatan secara bedah umumnya menyebabkan kontra indikasi.
e. Insomnia
Pada kehamilan lanjut karena uterus
yang membesar, kram tungkai dan nyeri punggung tidurnya dapat terganggu.
Pengobatannya dengan obat hipnotik kerja singkat mungkin bermanfaat.
f. Kram
tungkai
Tidak diketahui penyebabnya. Terjadi
pada paruh kedua kehamilan, biasanya pada malam hari. Pengobatan bagian kaki
tempat tidur ditinggikan kira-kira 25 cm.
g. Sering
kencing
Pada minggu terakhir ketika tekanan
kepala janin menyebabkan iritasi langsung ke trigonum kandung kemih.
h. Edema
Edema tungkai tanpa hipertensi
merupakan suatu adaptasi fisiologi normal terhadap kehamilan. Bertambahnya
obstruksi mekanik terhadap aliran balik vena tungkai dan memperberat edema
tungkai. Umumnya terjadi pada malam hari, cuaca yang lembab dan panas, biasanya
pada wanita gemuk. Pengobatan duduk atau berbaring dengan tungkai dinaikkan,
tidak boleh digunakan diuretik.
i.
Sakit kepala atau pingsan
Umum terjadi pada kehamilan akibat
perubahan dinamika kardiovaskuler. Auskultasi jantung mungkin menunjukkan
murmur sistolik halus yang disebabkan oleh sirkulasi hipovolemik yang terjadi
selama kehamilan.
(Jones,
2002:92)
2.1.6
Tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan
pervaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan
jarang yang normal atau fisiologis. Pada awal kehamilan ibu mungkin mengalami perdarahan
sedikit atau spotting disekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini
adalah perdarahan implantasi (tanda hartman) dan itu normal terjadi. Perdarahan
lain yaitu erosi (pertanda dari serviks yang rapuh). Perdarahan semacam ini
normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang tidak membahayakan nyawa ibu hamil
dan janinnya.
b. Sakit
kepala hebat
Ketidaknyamanan yang bersifat normal.
Sakit kepala hebat dan menetap perlu diwaspadai. Hal ini dapat menyebabkan
penglihatan ibu menjadi kabur. Termasuk preeklamsi.
c. Penglihatan
atau pandangan kabur
Perubahan penglihatan yang ringan
atau minor adalah normal. Masalah visual yang mengancam jiwa misalnya tiba-tiba
pandangan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) atau
berkunang-kunang. Bias disertai sakit kepala hebat atau preeklamsi.
d. Bengkak
pada muka dan tangan
Hamper separuh dari ibu hamil akan
mengalami bengkak pada kaki yang biasanya dapat hilang setelah beristirahat
atau meniggikan kaki. Bengkak yang serius jika ditemukan pada muka dan tanagn,
bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan
fisik lainnya, seperti sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dan
lainnya. Jika hal ini terjadi merupakan pertanda terjadinya anemia, gagal
jantung dan preeklamsi.
e. Nyeri
perut hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalinan adalah suatu kelainan. Nyeri yang menetap dan
tidak hilang selama beristirahat merupakan masalah yang serius. Jika hal ini
terjadi bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang
panggung, infeksi saluran kemih dll.
f. Bayi
kurang bergerak seperti biasanya
Gerak janin muali dirasakan pada
bulan kelima atau keenam beberapa ibu hamil dapat merasakan gerakan bayinya
dari awal. Ketika janin tidur gerakannya akan melemah. Normalnya gerak janin
tiga kali dalam periode 3 jam.
(Hidayati,
2009:73)
2.1.7
Tanda-tanda persalinan
a. Rasa
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar
lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
c. Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
2.2 KONSEP
LETAK SUNGSANG
2.2.1 Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah (presentasi bokong).
2.2.2
Macam letak sungsang
-
Letak bokong murni
presentasi bokong murni, dalam
bahaasa Inggris “Frank breech”. Bokong saja yang menjadi bagian depan, sedangkan
kedua tungkai lurus keatas.
-
Letak bokong kaki
presentasi bokong kaki di samping
bokong teraba kaki, dalam bahasa Inggris “Complete
breech”. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika di
samping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
-
Letal lutut
presentasi lutut.
-
Letak kaki
Presentasi kaki, dalam bahasa Inggris
kedua letak yang terakhir ini disebut “Incomplete
breech presentation”.
Bergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya
teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut dapat dibagi menjadi
letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna. Dari
letak ini, letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya
terdapat kiri depan. Frekwensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda
dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida dari
pada primigravida.
2.2.3
Diagnosis
Pergerakan anak teraba oleh si ibu di bagian perut bawah, di
bawah pusat, dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi, akan teraba bagian keras, bundar, dan melenting pada fundus
uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian
kecil pada pihak yang berlawanan. Di atas simfisis, teraba bagian yang kurang
bundar dan lunak. Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
Jika pembukaan sudah besar, pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan
tulang, yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os sakrum, sedangkan os
sakrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing dengan deretan prosesus
spinosus di tengah-tengah tulang tersebut. Antara tiga tonjolan tadi dapat
diraba anus dan genitalia anak, tetapi jenis kelamin anak hanya dapat
ditentukan jika edema tidak terlalu besar. Bokong harus dibedakan dari muka
karena pada letak muka jika caput succedaneum besar, muka dapat disangka bokong
karena kedua tulang pipi dapat menyerupai tubera ossis ischii, dagu menyerupai
ujung os sakrum, sedangkan mulut dapat disangka anus. Yang menentukan ialah
bentuk os sakrum yang mempunyai deretan prosesus spinosus yang disebut krista
sakralis media.
2.2.4
Penyebab
-
Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang
lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar.
-
Hidramnion karena anak mudah bergerak.
-
Plasenta previa karena menghalangi turunnya
kepala ke dalam pintu atas panggul.
-
Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus
bikornis.
-
Panggul sempit, walaupun panggul sempit sebagai
penyebab letak sungsang masih disangsikan oleh berbagai penulis.
-
Kelainan bentuk kepala yaitu hidrosefalus dan
anensefalus karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
2.2.5
Mekanisme persalinan
Garis
pangkal paha masuk serong ke pintu atas panggul. Pantat depan memutar ke depan
setelah mengalami rintangan dari otot-otot dasar panggul. Dengan demikian,
dapat terjadi laterofleksi badan untuk menyesuaikan diri dengan lengkungan
panggul. Pantat depan tampak lebih dahulu pada vulva dan dengan trokanter depan
sebagai hipomoklion dan latero fleksi dari badan lahirlah pantat belakang pada
pinggir depan perineum disusul dengan kelahiran pantat depan. Setelah bokong
lahir, terjadi putaran paksi luar agar punggung berputar sedikit ke depan
sehingga bahu dapat masuk pintu atas panggul dalam ukuran serong dari pintu
atas panggul. Sesudah bahu turun, terjadilah putaran paksi dari bahu sampai
ukuran bisakromial dalam ukuran muka belakang dari pintu bawah panggul. Oleh
karena itu, punggung berputar lagi ke samping.
Pada
saat bahu akan lahir, kepala dalam keadaan fleksi masuk pintu atas panggul
dalam ukuran melintang pintu atas panggul. Kepala ini mengadakan putaran paksi
sedemikian rupa sehingga kuduk terdapat di bawah simfisis dan dagu sebelah
belakang berturut-turut lahir pada perineum seperti dagu, mulut, hidung, dahi,
dan belakang kepala.
2.3 MANAJEMEN
KEBIDANAN
2.3.1
Pengkajian
Pada langkah
pertama ini, semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Untuk memperoleh data,
dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan
data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
Bagian-bagian yang penting dari anamnesa,
antara lain:
A.
Data
Subjektif
1.
Biodata
Nama : Selain
sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil dengan nama panggilan sehingga
hubungan komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab.
Umur : Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35
tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16
tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia 35 tahun meningkatkan insiden
diabetes tipe II, hipertensi kronis,persalinan lama pada nulipara, seksio
sesaria, pelahiran preterm, IUGR, anomali kromosom dan kematian janin.
Agama : Sebagai dasar
bagi bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien dan
keluarga.
Pendidikan : Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan.
Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi
gambaran kemampuan baca tulisnya.
Pekerjaan : Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi
kelahiran prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat
merusak janin.
Alamat : Memudahkan
komunikasi dan kunjungan rumah serta tahu lingkungan pasien.
Penghasilan :
Memudahkan petugas untuk memberikan asuhan sesuai dengan kemampuan
ekonomi pasien.
2.
Alasan
Datang
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada
pengaduan-pengaduan lain yang penting.
3.
Keluhan
Utama
Satu atau lebih gejala atau
kekhawatiran pasien yang menyebabkan pasien mencari perawatan.
(Bickley,
2008:2)
4.
Riwayat
Kesehatan yang Lalu dan Sekarang
Penyakit yang diderita pada masa
kanak-kanak, dewasa lengkap dengan waktunya yang sedikit mencakup empat
kategori berikut medis, pembedahan, obstetric atau ginekologik dan psikiatrik.
(Bickley,
2008:2)
5.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Berisi tentang penyakit yang pernah
diderita keluarga pasien dan keluarga suami (terutama penyakit menurun
berhubungan dengan kehamilan pasien).
(Hani,
2010:127)
6.
Riwayat
Perkawinan
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan
mendapatkan gambaran dari suasana rumah tangga pasangan. Beberapa pertanyaan
yang diajukan antara lain usia nikah pertama kali, status perkawinan, lama
pernikahan, ini adalah suami yang keberapa.
7.
Riwayat
Haid
a.
Menarche
Adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Pada wanita Indonesia,
umumnya sekitar 12-16 tahun.
b.
Lama
haid
Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
dan ada yang sampai 7-8 hari.
c.
Siklus
haid
Adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya
dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari. Siklus haid normal dianggap
sebagai siklus 28 hari tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur 3
hari.
d.
Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan
yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya sakit yang sangat, pening
sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnosa tertentu.
e.
Keputihan
Warnanya, berbau atau tidak, gatal atau tidak.
f.
HPHT
(hari pertama haid terakhir)
Yang dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama dari haid yang
terakhir. HPHT dihitung sebagai awal dimulainya kehamilan dan ditanyakan untuk
dijadikan acuan dalam menentukan taksiran persalinan.
8.
Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a.
Kehamilan
1)
Pemeriksaan yang ideal pertama kali adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat1 bulan
2)
Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
3)
Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4)
Periksa ulang 1x semingu sesudah kehamilan 9 bulan
5)
Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan.
b.
Persalinan
1)
Tanggal, bulan, dan tahun kelahiran
2)
Lahir aterm, premature atau abortus
3)
Jenis persalinan dengan tindakan
4)
BBL
5)
Penolong persalinan
6)
Tempat persalinan
7)
Komplikasi selama kehamilan, persalinan, nifas,
8)
Kedaan anak (hidup,
mati, sehat, sakit, cacat)
9)
Lama menyusui
c.
Nifas
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa nifas untuk dapat mengembalikan alat genitalia interna ke
dalam keadaan normal dengan tenggang waktu sekitar 42 hari/6 mingu/1 bulan 7
hari. Proses involusi uterus dibantu dengan kesediaan ibu untuk memberi ASI.
Pada waktu bayi menghisap ASI
terjadi rangsangan hipofisis posterior sehingga dapat dikeluarkannya oksitosin
yang mana berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot polos di sekitar alveoli
kelenjar ASI sehingga dapat dikeluarkan.
9.
Riwayat
KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi EDD (estimed date of
delivery) atau tanggal perkiraan kelahiran. Ditanyakan pernah ikut KB atau
tidak, jenisnya apa, ada keluhan atau tidak, dan setelah persalinan ingin
menggunakan KB apa.
10.
Pola
Kebiasaan Sehari-Hari
a.
Nutrisi
· Pola makan. Hal ini juga penting untuk
bidan ketahui, supaya bidan mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi
asuhan gizinya selama hamil.
-
Frekuensi.
Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang seberapa banyak asupan
makanan yang dimakan.
-
Banyaknya.
Data ini memberikan informasi tentang seberapa banyak makanan yang ia makan
dalam satu kali waktu makan. Penambahan yang dibutuhkan bagi ibu hamil adalah 285-300 kalori. Kebutuhan gizi yang diperlukan bagi ibu hamil
adalah 70 gram protein atau 20%, karbohidrat 50% dalam diet harian dan lemak
30% dalam diet harian, kalsium 1200 miligram per hari.
· Pola minum. Bidan juga harus dapat
memperoleh data mengenai kebiasaan pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairannya.
-
Frekuensi.
Bidan dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum sehari dan dan dalam
sekali minum dapat habis berapa gelas untuk ibu hamil diperlukan 6-8 gelas
(1500-2000).
b.
Eliminasi
Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oeh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kencing. Obstipasi terjadi karena tonus
otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
c.
Istirahat
Bidan dapat menanyakan tentang
berapa lama ibu tidur siang dan malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua
wanita mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting.
Untuk istirahat malam rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam.
d.
Aktivitas
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas yang biasa
dilakukan pasien dirumah.
e.
Kebersihan
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan
pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan kurang baik dalam perawatan
kebersihan dirinya maka bidan harus dapat memberikan bimbingan cara perawatan
kebersihan dirinya sedini mungkin.
11.
Data
Psikososial dan Spiritual
Kehamilan merupakan suatu tantangan, suatu titik balik dari kehidupan
keluarga dan biasanya diikuti oleh stress dan gelisah, baik itu kehamilan yang
diharapkan atau tidak. Hubungan satu sama lain bisa berubah, juga dengan keluarga besar
atau masyarakat yang membutuhkan penyesuaian kembali dalam dinamika keluarga.
B.
Data
Objektif
1.
Pemeriksaan
Umum
· Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria:
-
Baik.
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan respon yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain.
-
Lemah.
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
· Kesadaran
Untuk dapat mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
· Tekanan Darah
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 systolis atau 90 diastolis.
Juga perubahan 30 systolis dan 15 diastolis di atas tensi sebelum hamil menandakan
toxaemia gravidarum.
· Nadi : 60-90 x/menit
· Pernapasan : 16-24 x/menit
· Suhu : 36,5-37,5o
C
· Berat Badan
Pada trimester pertama peningkatan
berat badan hanya sedikit, antara 0,7 sampai 1,4 kg. pada trimester berikutnya
akan terjadi peningkatan berat badan yang dapat dikatakan teratur, yaitu
0,35-0,4 kg per minggu. Hingga akhir
kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 11,5-16 kg.
· Tinggi Badan
> 145 cm. Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan
panggulnya sempit.
· LILA (Lingkar Lengan Atas)
> 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu
yang kurang baik/buruk, sehingga berisiko melahirkan BBLR.
· TP (Taksiran Persalinan)
Perkiraan dari persalinan yang akan terjadi dihitung berdasarkan HPHT
(Hari Pertama Haid Terakhir).
Penghitungan dilakukan dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7
hari dan 1 tahun.
2.
Pemeriksaan
Fisik
-
Kepala :Rambut rontok/tidak, bersih/tidak.
-
Muka :Adakah chloasma gravidarum, adakah oedema
pada muka.
-
Mata : Sklera putih/tidak, konjungtiva merah/pucat/tidak,
simetris/tidak.
-
Hidung : Ada sekret/tidak, ada polip/tidak.
-
Mulut :
Warna, integritas jaringan (lembab,
kering, atau pecah-pecah), kebersihan, caries, stomatitis.
-
Telinga : Simetris/tidak, ada serumen/tidak.
-
Leher :
Adakah oedem/tidak. Apakah vena
terbendung di leher apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa
membengkak.
-
Payudara :
Bentuk buah dada, pigmentasi puting
susu dan gelanggang susu (areola), keadaan puting susu, adakah colostrum.
-
Abdomen : Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya perut membesar
ke samping), keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak
atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka. Palpasi
Leopold dan dengarkan DJJ. Frekuensi
detak jantung janin lebih cepat dari orang dewasa ialah antara 120-160 x/menit.
-
Genetalia : Warna, keputihan, oedem/tidak, ada bekas episiotomi/tidak, ada condiloma
atau tidak.
-
Ekstremitas : Pergerakan bebas/tidak, oedem/tidak, ada kelainan/ tidak, ada varises/tidak.
3.
Data
Penunjang
a.
Darah
lengkap
b.
Urine
lengkap
c.
Tes
kehamilan
Tes kehamilan hormonal didasarkan pada produksi human chorionic gonadotropin (HCG),
yang terdapat di dalam plasma darah ibu setelah implantasi terjadi, 6 hingga 12
hari setelah ovulasi.
d.
USG
2.3.2
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
Dx :
G…P…Ab…UK…minggu IU/T/H dengan kehamilan letak sungsang.
Ds : - Ibu mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya
- Ibu
mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama
HPHT
= 22-10-2012
- Ibu
mengatakan ini kehamilan yang ketiga.
Do :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD :
100/60 – 130/90 mmHg
N :
60-90 x/menit
S :
36,5-37,5o C
R :
16-24 x/menit
Berat badan : .........kg
Tinggi
badan : > 145 cm
LILA : > 23,5 cm
SPR : 2
2.3.3
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
Potensial
Langkah III merupakan langkah ketika bidan
melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan.
2.3.4
Kebutuhan
Segera
Pada langkah ini bidan menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
2.3.5
Intervensi
Dx : G…P…Ab…UK…minggu IU/T/H dengan kehamilan letak sungsang.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan bayi lahir dengan
letak kepala.
KH : - Keadaan umum baik
- TTV dalam batas normal
- Pada palpasi didapat bayi dalam presentasi
bokong.
Intervensi
1.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan
R : ibu lebih kooperatif kepada
tindakan petugas
2.
Anjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
R : memenuhi asupan gizi ibu
dan unuk pertumbuhan serta perkembangan
Janin.
3.
Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup
R : memenuhi kebutuhan
istirahat ibu
4. Jelaskan
kepada ibu tentang ketidaknyamanan trimester III
R
: ibu dapat menyesuaikan dan menerima kondisi dirinya saat ini
5. Jelaskan
tentang tanda bahaya kehamilan
R
: deteksi dini komplikasi kehamilan
6. Jelaskan
tentang tanda-tanda persalinan
R
: Kesiapan ibu menghadapi persalinan
7. Anjurkan
ibu untuk sering menungging
R
: mengubah letak bokong janin menjadi letak kepala
8. Anjurkan
ibu mengkonsumsi teratur vit C, B12, B6, mevomit.
R : meningkatkan daya tahan dan kesehatan ibu serta janin
9. Anjurkan
ibu untuk makan porsi kecil tapi sering
R
: menanggulangi mual muntah ibu agar asupan nutrisi tetap terpenuhi
10. Anjurkan
ibu menghindari makanan yang merangsang mual muntah ibu
R
: mengurangi mual muntah ibu
11.
Ingatkan
ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika terjadi keluhan
R : mengetahui
perkembangan ibu dan posisi janin
sehingga dapat dilakukan tindakan segera bila terjadi masalah
2.3.6
Implementasi
Mengacu pada intervensi
2.3.7
Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Tanggal :
20 Mei 2013
Pukul :
10.00 WIB
1. Biodata
Nama :
Ny”D” Nama : Tn “D”
Umur :
28 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :
TNI AD
Alamat :
Asrama Dodikjur
2. Alasan
Datang
Ibu
ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan mual muntah sejak awal mula kehamilan.
4. Riwayat
Kesehatan Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti batuk berdarah, penyakit menurun seperti kencing manis, darah
tinggi, dan penyakit menahun seperti sessak nafas dan jantung
5. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat, dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk berdarah, penyakit menurun seperti kencing manis, darah tinggi, dan penyakit
menahun seperti sessak nafas dan jantung.
6. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit menular seperti batuk berdarah, penyakit menurun seperti kencing manis, darah tinggi, dan penyakit
menahun seperti sessak nafas dan jantung, dan tidak ada riwayah kehamilan
kembar.
7. Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Kehamilan :
Ibu mengatakan saat ini sedang hamil anak ketiga keluhan
mual muntah. Mendapat terapi vit C, B6,
B12, mecolem. Mendapat penyuluhan tentang gizi dan nutrisi.
Persalinan :
Ibu mengatakan melahirkan anak pertamanya di bidan
secara normal tanpa keluhan. Anak pertama ibu berumur 7 tahun jenis kelamin
perempuan.. Ibu pernah mengalami abortus satu kali tanpa kuretase.
Nifas :
Ibu mengatakan tidak perdarahan saat melahirkan anak
pertamanya.
8. Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas Sekarang
TM I : Ibu periksa di bidan dua kali dengan keluhan
mual muntah mendapat vit C, B12. Mendapat penyuluhan tentang gizi dan nutrisi.
TM II : Ibu
mengatakan periksa di bidan dua kali dengan keluhan mual muntah mendapat vit
C,B6,B12. Mendapat penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan.
TM III : Ibu
mengatakan periksa di rumkit satu kali dengan keluhan mual muntah mendapat vit
C, B12, B6, kalk, mecolem, mevomit. Mendapat penyluhan tentang tanda
persalinan.
9. Riwayat
Perkawinan
Menikah :
1 kali
Lama Menikah :
7 tahun
Usia pertama menikah : Ibu
= 20 tahun
Suami = 27 tahun
10. Riwayat
Haid
Menarche :
12 tahun
Siklus :
28 hari
Lamanya :
7-8 hari
Keluhan : tidak ada
Keputihan :
tidak ada
HPHT :
22-10-2012
11. Riwayat
KB
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik tiga
bulan.
12. Pola
Kebiasaan Sehari-hari
No.
|
Pola
|
Hamil
|
1.
|
Nutrisi
|
Ibu mengatakan makan 3-4 kali/hari, 1 piring nasi, 1
potong tahu tempe, 1 mangkuk kecll sayur, minum air putih 6-8 gelas/hari dan
susu.
|
2.
|
Eliminasi BAB
BAK
|
Ibu mengatakan BAB rutin tiap pagi hari sekali,
konsistensi lunak, warna dan bau khas feces.
Ibu mengatakan BAK 5-6 kali/hari konsistensi kuning
jernih bau khas urine dan tidak ada keluhan
|
3.
|
Istirahat
|
Ibu mengatakan tidur malam ±8 jam
(21.00-05.00 WIB), kadang tidur siang 1-2 jam (12.00-14.00 WIB) tidak ada
keluhan.
|
4.
|
Aktivitas
|
Ibu mengatakan kadang jalan-jalan pagi selama 10-15
menit, ibu melakukan aktifitas sehari-hari seperti menyapu, memasak, mencuci.
|
5.
|
Kebersihan
|
Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, ganti pakaian 2
kali/hari, ganti celana dalam bila terasa lembab.
|
13. Data
psikososial
a. Psikologi
Ibu mengatakan suami dan keluarganya mendukung
kehamilannya.
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dan keluarganya baik.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD = 120/80 mmHg
N = 82 kali/menit
S = 36, 5 0C
RR = 24
kali/menit
BB sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 60 kg
TB : 157 cm
Lila : 24 cm
TFU : 24 cm
HPHT : 22-10-2012
TP : 29-7-2013
2. Pemeriksaan Fisik
.
Inspeksi
Kepala : tampak rambut berwarna hitam, tidak
rontok.
Wajah : tampak tidak ada chloasma
gravidarum, tidak pucat.
Mata : tampak mata simetris, sklera
putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : tampak bersih, tidak ada sekret.
Mulut : tampak bibir lembab
dan merah muda, tidak stomatitis, tidak ada caries gigi.
Telinga : tampak bentuk simetris, tidak ada
serumen.
Leher : tampak tidak ada pembesaran
abnormal, tidak ada bendungan vena jugularis, kelenjar limfe, kelenjar tiroid.
Payudara : tampak bentuknya simetris,
hiperpigmentasi areola mamae, putting susu menonjol.
Abdomen : tampak tidak ada bekas luka operasi,
tampak linea nigra.
Genetalia : tampak tidak ada varises, tidak ada
hemoroid pada anus.
Eksteremitas : tampak bentuk simetris, tidak ada
varises, tidak oedem.
b. Palpasi
Leher :
tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara :
tidak teraba nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal, ASI belum keluar..
Abdomen :
TFU : 24 cm
o
Lepold I
TFU setinggi pusat, teraba keras, bundar dan melenting
(kepala).
Leopold II
Dibagian perut ibu samping kiri teraba bagian-bagian
kecil janin.
Dibagian perut ibu samping kanan teraba keras seperti
papan, memanjang = PUKA.
o
Leopold III
Pada bagian bawah teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting
(bokong). Belum masuk PAP.
o
Leopold IV
Konvergen.
Eksteremitas : tidak teraba oedem, tidak ada varises.
o
Perkusi
Reflek Patella : kanan/kiri = positif / positif.
c. Auskultasi
Frekuensi DJJ = 135
kali/menit (teratur terdengar disebelah kanan perut ibu)
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DX : GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang
DS : - Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
- Ibu
mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama
HPHT
= 22-10-2012
- Ibu mengatakan
ini kehamilan yang ketiga.
DO :
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
TTV :
TD = 120/80 mmHg
N = 82
kali/menit
S = 36, 5 0C
RR = 24 kali/menit
BB sebelum hamil :
49 kg
BB sekarang :
53 kg
TB :
157 cm
Lila :
24 cm
TFU :
25 cm
HPHT :
22-10-2012
TP :
29-7-2013
2. Pemeriksaan
Fisik
Abdomen :
o
Lepold I
TFU setinggi pusat, teraba keras, bundar, melenting
(kepala).
Leopold II
Dibagian perut ibu samping kiri teraba bagian-bagian
kecil janin.
Dibagian perut ibu samping kanan teraba keras seperti
papan, memanjang = PUKA.
o
Leopold III
Pada bagian bawah teraba lunak, kurang bundar, kurang
melenting (bokong). Belum masuk PAP.
o
Leopold IV
Konvergen.
3. Auskultasi
Frekuensi DJJ = 135 kali/menit (teratur terdengar
disebelah kanan perut ibu)
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Letak sungsang
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Anjurkan ibu untuk menungging untuk mengubah letak
bokong menjadi letak kepala.
V.
INTERVENSI
DX : GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan bayi lahir dengan letak kepala.
Kriteria
Hasil :
-
Keadaan umum baik
-
TTV dalam batas normal
-
Pada palpasi didapat bayi dalam presentasi
bokong.
Intervensi :
1.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
R : ibu
lebih kooperatif kepada tindakan petugas.
2.
Anjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
R : memenuhi asupan gizi ibu
dan unuk pertumbuhan serta perkembangan janin.
3.
Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup
R :
memenuhi kebutuhan istirahat ibu
4. Jelaskan
kepada ibu tentang ketidaknyamanan trimester III
R : ibu dapat menyesuaikan dan
menerima kondisi dirinya saat ini
5. Jelaskan
tentang tanda bahaya kehamilan
R : deteksi dini komplikasi kehamilan
6. Jelaskan
tentang tanda-tanda persalinan
R : Kesiapan ibu menghadapi
persalinan
7. Anjurkan
ibu untuk sering menungging
R : mengubah letak bokong janin
menjadi letak kepala
8. Anjurkan
ibu mengkonsumsi teratur vit C, B12, B6, mevomit.
R : meningkatkan daya tahan dan kesehatan ibu serta janin
9. Anjurkan
ibu untuk makan porsi kecil tapi sering
R : menanggulangi mual muntah ibu
agar asupan nutrisi tetap terpenuhi
10. Anjurkan
ibu menghindari makanan yang merangsang mual muntah ibu
R : mengurangi mual muntah ibu
11.
Ingatkan
ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika terjadi keluhan
R :
mengetahui perkembangan ibu dan posisi janin sehingga dapat dilakukan tindakan segera bila terjadi masalah
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 Mei 2013
Pukul : 10.15 WIB
DX : GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang.
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini
kondisi kehamilan ibu dan janin baik.
2.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
3.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Tidur siang kurang lebih dua jam dan tidur malam kurang
lebih delapan jam.
4.
Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan
trimester III.
Nyeri Punggung, konstipasi, nyeri uluh hati, hemoroid dan varises,
insomnia, kram tungkai, sering kencing, edema dan sakit kepala atau pingsan.
5.
Mejelaskan tentang tanda bahaya kehamilan.
6.
Mejelaskan tentang tanda-tanda persalinan.
7.
Menganjurkan ibu untuk sering menungging.
8.
Menganjurkan ibu mengkonsumsi teratur vit C, B6,
B12, mevomit.
9.
Menganjurkan ibu untuk makan porsi kecil tapi
sering.
10.
Menganjurkan ibu menghindari makanan yang
merangsang mual muntah ibu.
11.
Mengingatkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau
jika terjadi keluhan.
VII.
EVALUASI
DX : GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang
S :
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia 8 bulan.
O : Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bayi dalam letak
sungsang. Keadaan ibu dan janin baik.
A : GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang.
P :
-
Anjurkan ibu untuk sering menungging.
-
Anjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
-
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi teratur vit C,
B6, B12, mevomit.
-
Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau
jika terjadi keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari bagian studi kasus yang
membahas kesenjangan dan kesamaan yang ditemukan antara tinjauan kasus dan
tinjauan teori. Untuk memudahkan dalam penyusunan bab pembahasan maka penulis
mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah – langkah manajemen kebidanan,
dari pengkajian sampai evaluasi.
Adapun kesenjangan dan persamaan yang
ditemukan oleh penulis selama melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “D” GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang di Rumkit BAN Malang
adalah :
a.
Pengkajian
data
Pada pengkajian data terdapat kesenjangan dengan teori karena
penghasilan pasien tidak dicantumkan.
b.
Identifikasi
diagnosa dan masalah
Tidak ditemukan adanya kesenjangan.
c.
Identifikasi
masalah potensial
Tidak ada antisipasi masalah potensial pada tinjauan kasus maupun tinjauan
teori.
d.
Identifikasi
kebutuhan segera
Pada tinjauan teori maupun tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan,
tidak ada kebutuhan segera yang harus dilakukan petugas.
e.
Intervensi
Pada intervensi semua dilakukan
sesuai dengan teori.
f.
Implementasi
Tahap pelaksanaan pada
tinjauan teori tidak dijelaskan, namun pada tinjauan kasus penulis menguraikan
sebagai pelaksanaan dari rencana.
g. Evaluasi
Pada evaluasi ada
kesenjangan antara teori dan dilapangan, waktu yang dibutuhkan dalam mengkaji
hasil evaluasi terlalu singkat, sehingga hasil evaluasi kurang maksimal.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.”D” dapat disimpulkan, pada pengkajian ada data
yang belum lengkap yaitu penghasilan orangtua, dan diagnosa yang
didapatkan yaitu GIIIP1001Ab100 Usia Kehamilan 30-32 Minggu dengan Kehamilan Letak Sungsang. Dari diagnosa tersebut dilakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhan
pasien dan dilakukan implementasi sesuai rencana yang telah dibuat. Setelah diberi konseling
dan pemberian penanganan untuk
letak sungsang, ibu mengatakan
mengerti penjelasan yang diberikan petugas dan akan melaksanakan anjuran petugas dengan baik.
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat
Diharapkan mampu
melaksanakan anjuran petugas dengan baik dan benar jika terjadi komplikasi yang
serupa yaitu letak sungsang.
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu
meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam memberikan asuhan secara komprehansif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar